BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekolah dan
masyarakat antara keduanya merupakan komponen yang tak terpisahkan satu sama
lain dan menuntut adanya pola hubungan timbal balik dalam berbagai bentuk dan
cara pelaksanaannya. Memang peran serta masyarakat terhadap pendidikan
sangat besar dan termasuk tentunya dalam sektor pembiayaan. Dalam kondisi
sekarang, hal ini merupakan persoalan yang tidak ditawar-tawar lagi sebab
hampir tidak mungkin kita dapat menyelenggarakan pendidikan yang baik dan
berkualitas secara merata dan memerlukan biaya besar, tanpa dukungan dan peran
serta masyarakat (Hasbullah, 1997).
Hubungan
dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dan masyarakat, ialah
mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun
yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu
keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah
sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
Hubungan
dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah
dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi
tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai hubungan masyarakat dengan sekolah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan hubungan masyarakat?
2.
Bagaimana model kerjasama antara sekolah dan
masyarakat?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui tentang hubungan masyarakat.
2.
Mengetahui model kerjasama yang dilakukan antara
sekolah dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HUMAS
1.
Pengertian Humas/Publik Relation
Ruslan (2006) mengatakan bahwa humas merupakan mediator yang berada di
antara pimpinan organisasi dengan publiknya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa
aktivitas humas adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya.
Ruslan juga memberi definisi tentang publik relation sebagai berikut.
Publik relation adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung
pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya,
menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama;
melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/ permasalahan, membantu
manajemen untuk menghadapai opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti
dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan
dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dn etis sebagi sarana utama.
Dapat disimpulkan bahwa humas/publik relation adalah aktivitas yang
menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya
tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan.
2.
Tujuan
Humas
Ditinjau
dari kepentingan sekolah, humas bertujuan untuk
- Meningkatkan mutu pendidikan disekolah yang bersangkutan
- Memperlancar proses belajar mengajar
- Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Ditinjau
dari kepentingan masyarakat, bertujuan untuk
- Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual
- Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
- Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat
- Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
3. Prinsip-prinsip Humas
Prinsip-prinsip humas menurut Fasli Jalal dan Dedy
Supriyadi (2001) disingkat TEAM WORK.
1)
T = Together (bersama-sama), antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya bisa bekerja sama dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan orgaisasi
secara efektif dan efisien.
2)
E = Emphaty (pandai merasakan perasaan orang lain), menjaga perasaan orang lain
dengan selalu menghargai pendapat dan hasil kerja orang lain. Menjaga untuk
tidak membuat orang lain tersinggung.
3)
A = Assist (saling membantu), ringan tangan untuk membantu pekerjaan orang lain
dalam organisasi sehingga dapat nmenghindarkan persaingan negatif.
4)
M = Maturity (saling penuh kedewasaan), dewasa dalam menghadapi permasalahan,
bisa mengendalikan diri dari emosi sehingga dapat mengatasi masalah secara baik
dan menguntungkan bersama.
5)
W = Willingness (saling mematuhi), menjunjung keputusan bersama dengan mematuhi
aturan-aturan sebagai hasil kesepakatan bersama.
6)
O = Organization (saling teratur), bekerja sesuai dengan aturan main yang ada
dalam organisasi dan sesuai dengan tugas serta kewajiban masing-masing anggota.
7)
R = Respect (saling menghormati), menghormati antara satu dengan yang lainnya,
menghormati dari yang muda dengan yang lebih tua begitu sebaliknya, dari yang
lebih tua dengan yang lebih muda sehingga bisa menjaga kekompakan kerja.
8) K = Kindness (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang lain secara baik.
8) K = Kindness (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang lain secara baik.
4. Fungsi Humas
Menurut Edward L. Bernay, dalam (Ruslan, 2006)
terdapat tiga fungsi utama humas (public relation) yaitu:
1)
memberikan penerangan kepada masyarakat.
2) melakukan persuasi untuk mengubah
sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.
3) berupaya untuk mengintegrasikan sikap
dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat
atau sebaliknya.
Selanjutnya, fungsi humas menurut pakar
humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) dirumuskan
sebagai berikut.
a. Menunjang
aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
b. Membina
hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan
khalayak sasran.
c. Mengidentifikasi
segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat
terhadap badan/ organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
d. Melayani
keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan demi tujuan
dan manfaat bersama.
e. Menciptakan
komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur informasi, publikasi serta pesan
dari badan/ organisasi ke publiknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua
belah pihak.
Dua pendapat tentang
fungsi humas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Agen pembaharuan
2) Wadah kerja sama
3) Penyalur aspirasi
4) Pemberi informasi.
5. .
Pelaksanaan Humas
Aktivitas, program, tujuan (goal) hingga pada
sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi/ instansi tidak terlepas dari
dukungan masyarakat. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk pada pelaksanaan
humas.
1) Mengundang
komite sekolah untuk membantu pemecahan permasalahan sekolah.
2) Memberdayakan
sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat yang meliputi:
a) Sumber
daya lingkungan yaitu kebun percobaan pertanian/ kehutanan,kolam ikan, daerah
perkebunan/reboisasi,kantor statistik,perpustakaan
b) Sumber
daya manusia yaitu dokter, montir (listrik,mobil,radio, dan sebagainya), perancang
mode, ahli kecantikan dan lain-lain, penyuluh pertanian, penyuluh KUD.
3) Berperan
serta secara aktif dalam semua kegiatan masyarakat yang mendukung program
sekolah.
Contoh: bakti sosial,
menghadiri undangan, berbela sungkawa, dan sebagainya.
4) Melaksanakan
perubahan ke arah yang lebih baik, misalnya: budaya belajar, budaya disiplin,
budaya sopan santun, dan pelaksanaan perintah.
B.
MODEL HUBUNGAN KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH DENGAN
MASYARAKAT
1. Hubungan
Sekolah dengan Komite Sekolah
Perubahan
paradigma penyelenggaraan pendidikan dalam era reformasi, dan era otonomi
penyelenggaraan pendidikan sampai pada tingkat kabupaten/kota dan bahkan
otonomi pada tingkat sekolah, memberikan keleluasaan bagi setiap sekolah untuk
berkreasi dan berinovasi dalam penyelenggaraan sekolah. Dengan demikian
diharapkan akan memacu percepatan peningkatan mutu penyelenggaraan sekolah yang
pada gilirannya mempercepat peningkatan mutu hasil belajar secara
keseluruhan. Konsekuensi dari paradigma pendidikan yang memberikan otonomi
sampai pada tingkat sekolah menuntut sekolah untuk memberdayakan semua sumber
daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang sangat potensial dan
dimiliki oleh sekolah adalah masyarakat dan orang tua murid.
Di Amerika
Serikat, pengembangan sekolah dipedesaan atau di daerah-daerah urban berada di
tangan dewan masyarakat sekolah (SCC=School Community Council). Dewan ini
terdiri dari unsur-unsur tenaga professional pendidikan dan anggota masyarakat,
dalam rangka pengembangan staf. Aspek struktural dari pelibatan
masyarakat berarti adanya kesamaan atau keseimbangan antar struktur yang
terlibat dalam pembuatan keputusan. Aspek prosedural pelibatan masyarakat
berarti mengandung makna adanya kesamaan masukan dari kelompok professional dan
anggota-anggota masyarakat dalam menentukan aktivitas pengembangan staf untuk
meningkatkan praktek-praktek penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Secara
organisatoris dewan SCC ini memiliki tanggung jawab bersama sekolah untuk
meningkatkan mutu pelayanan sekolah. Di sisi lain SCC ini ternyata juga
mempunyai tanggung jawab untuk melakukan analisis kebutuhan sekolah dan
kebutuhan masyarakat melalui survey yang dilakukannya.
Hasil
analisis yang dilakukan dewan ini didiskusikan bersama pihak sekolah dengan
melibatkan para ahli seperti konsultan dan sebagainya untuk diterjemahkan
menjadi kebijakan dan program sekolah. Kebijakan model pelibatan
masyarakat dalam pendidikan melalui lembaga SCC seperti di Amerika ini
sebenarnya sudah sejak lama dikenal dan dilakukan oleh pendididikan dan
persekolahan di Indonesia, mulai dari POM, POMG, BP3, hingga sekarang yang
dikenal dengan Komite Sekolah. Tetapi hasilnya belum terlalu nampak karena
keterlibatan mereka lebih banyak pada membantu keuangan sekolah. Akhir-akhir
ini pemerintah Indonesia dalam hal ini Depdiknas membuat kebijakan baru dengan
mengganti istilah BP3 menjadi Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan
Komite Sekolah di tingkat sekolah. Pemerintah (Depdiknas) pada saat ini
memberikan peluang kepada sekolah dalam pemberdayaan masyarakat melalui suatu
lembaga yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah yaitu Dewan Sekolah atau
Komite Sekolah.
2.
Komunikasi dengan masyarakat dan lingkungan di luar sekolah
Adalah
merupakan sesuatu kenyataan bahwa, sekolah tidak merupakan sesuatu yang berdiri
sendiri terpisah dari dunia luar, melainkan berada dalam suatu sistem
masyarakat yang telah tetap.
Kehadiran
sekolah berlandaskan kemauan baik negara dan masyarakat yang mendukungnya. Oleh
karena itu orang-orang yang bekerja di sekolah mau tidak mau harus bekerja sama
dengan masyarakat. Masyarakat di sini dapat tberwujud orang tua murid,
badan-badan, organisasi-organisasi, baik negeri maupun swasta. Salah satu
alasan mengapa sekolah perlu dukungan dari masyarakat tempat sekolah itu berada
ialah karena sekolah harus dibiayai. Tugas sekolah di sini ialah bagaimana
menumbuhkan rasa ikut memiliki (senseaf belonging) dan rasa ikut bertanggung
jawab (senseresponsibility) masyarakat terhadap sekolah. Dalam hal
iniperhimpunan administrator sekolah di Amerika Serikat (the American
Association of School Administrators) telah mengumpulkan beberapa indikator
(petunjuk) tentang hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu bahwa para kepala
sekolah harus memahami:
1.
Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat lingkungan
sekolah, kesetiaan, kepatuhan dan perasaan terikat yang ada pada masyarakat,
cara-cara beraksi, menangani idea baru.
2.
Tradisi dan adat –istiadat.
3.
Organisasi anggota masyarakat.
4.
Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat dalam
masyarakat.
5.
Situasi fisik masyarakat, ciri-ciri pengelompokkan
formil dan hubungan ciri-ciri populasi.
Jika para
kepala sekolah memperoleh keterangan-keterangan di atas, berarti ia mendapat
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan sukses
antara sekolah dan masyarakat.
3. Hubungan
Sekolah dengan Pemerintah dan Masyarakat yang Terorganisasi
- Hubungan Sekolah dengan Pemerintah
Dalam era
otonomi sekolah, khususnya dengan implementasi pendekatan manajemen sekolah
berbasis masyarakat, sekolah memang memiliki keleluasaan dan atau otonomi yang
lebih luas. Otonomi pemerintahan yang berbasis pada pemerintah daerah
Kabupaten/Kota meletakkan pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan berada di
tingkat Kabupaten dan Kota, sehingga nampaknya peranan Pemerintah provinsi dan
pusat tidak dominan. Meskipun demikian bukan berarti pusat dan propinsi tidak
memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan. Dalam paradigm otonomi seperti
sekarang diperlukan kemampuan sekolah (baca kepala sekolah) untuk membangun
kerjasama yang harmonis dengan berbagai institusi pemerintahan mulai dari
tingkat pusat sampat dengan tingkat Kabupaten/kota/Kecamatan bahkan kelurahan.
Di samping
institusi pemerintahan, sekolah juga perlu membangun kerjasama yang sinergis
dengan lembaga masyarakat seperti karang taruna, kepramukaan dan berbagai
lembaga LSM yang bergerak dalam membantu dan membangun pendidikan. Hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam kerjasama dengan lembaga ini adalah
jangan sampai sekolah larut dan dapat dibawa kepada masalah-masalah lain selain
untuk kepentingan pendidikan. Sekolah tdak boleh terbawa arus kepada kegiatan
politik praktis dan kepentingan kelompok tertentu.
Kerjasama
dengan berbagai institusi tersebut di atas menjadi kemutlakan bagi sekolah
dalam upaya mengembangkan sekolah secara optimal, sebab sekolah adalah lembaga
interaksi social yang tidak bias lepas dari masyarakat secara keseluruhan, khususnya
masyarakat di sekitarnya. Banyak hal yang tidak dapat dilakukan sekolah tanpa
bantuan masyarakat tersebut, katakannlah sekolah mengadakan perayaan ulang
tahun sekolah, untuk menjaga keamanan, maka sekolah mutlak meminta bantuan
kepolisian atau petugas keamanan lingkungan setempat. Berbagai bentuk kerjasama
yang dapat dikembangkan dengan berbagai institusi tersebut antara lain:
1.
Pemberian dan atau penggunaan fasilitas bersama.
Berbagai fasilitas yang tidak dimiliki oleh sekolah mungkin saja terdapat dan
dimiliki oleh lembaga tertentu. Untuk menunjang kegiatan pendidikan sekolah
dapat membangun kerjasama dengan pemilik fasilitas tersebut. Misalnya tempat
pameran, gedung olah raga dan lain-lain.
2.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan siswa.
Misalnya sekolah ingin meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tentang
kesehatan, dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam memanfaatkan berbagai
fasilitas termasuk fasilitas SDM, ingin melaksanakan pentas seni sekolah dapat
bekerjasama dengan lembaga kesenian di masyarakat untuk memanfaatkan berbagai
fasilitas kesenian (alat-alat seni, seperti seni tradisional).
3.
Pemanfaatan sumber daya manusia secara mutualism,
sekolah dapat memanfaatkan sumber daya manusia di masyarakat dan sebaliknya
masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sekolah.
2.
Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Terorganisasi
Pada saat
ini sangat banyak masyarakat yang mengikat dirinya dalam satu kelompok
organisasi, baik yang bersifat organisasi social, organisasi profesi, organisasi
untuk community tertentu yang bersifat kedaerahan maupun organisasi yang
mementingkan laba. Dari berbagai organisasi tersebut di atas banyak sekali yang
sangat peduli terhadap pendidikan, tetapi tidak sedikit juga organisasi yang
menjadi stressor bagi dunia pendidikan.
Di sadari
bahwa organisasi-organisasi tersebut sangat besar peranannya dalam membantu
pendidikan apabila diberdayakan secara optimal dan murni. Beberapa oraganisasi
yang memfokuskan dirinya terhadap pendidikan antara lain:
1.
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
2.
Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)
3.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
4.
Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia
5.
Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)
6.
Gerakan nasional Orang Tua Asuh (GN OTA)65
7.
Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)
8.
Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik. dan lain-lain
Organisasi
tersebut sangat besar manfaatnya apabila sekolah mampu menjadikannya sebagai
mitra bagi pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Sebagai contoh: kalau
sekolah ingin meningkatkan bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah
yang berkualitas, maka Ikatan sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia yang ada
di masing-masing daerah dapat dimanfaatkan sebagai mitra, baik dalam
pengembangan konsep, implementasi kegiatan maupun dalam pembinaan sehari-hari.
Hal yang sama juga dapat dilakukan kerjasama dengan kelompok seni tari,
misalnya kalau sekolah menyelenggarakan ekstra kurikuler seni tari musik atau
drama. Sangat mungkin suatu sekolah pada masa sekarang ingin meningkatkan
peran guru di samping sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Untuk
meningkatkan kemampuan guru tersebut sekolah dapat bekerja sama dengan asosiasi
bimbingan ABKINS (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia), atau juga dengan HIMAPSI
(himpunan Masyarakat psikologi Indonesia).
Dalam
kenyataan sehari-hari sering terjadi organisasi masyarakat melaksanakan
kegiatannya justeru menggunakan sekolah sebagai sasarannya, seperti pengabdian
masyarakat mereka tentang penyuluhan NARKOBA, hal ini harus dimanfaatkan oleh
sekolah sebagai peluang dalam pembinaan siswa di sekolahnya. Oleh sebab itu
tidak salah kalau sekolah selalu memprogramkan berbagai kegiatan tersebut
sebagai upaya meningkatkan mutu di sekolah (pemahaman mutu disini bukan sekedar
nilai UAN).
4. Hubungan
antara Sekolah dengan Orang Tua Peserta Didik
Hubungan ini
juga disebut hubungan edukatif. Banyak cara yang efektif untuk menjalin
hubungan sekolah dengan orangtua dan keluarga peserta didik serta masyarakat.
Hubungan yang efektif dimaksudkan untuk membantu pengembangan pendidikan anak
dalam lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran. Hubungan efektif
sekolah, orangtua dan masyarakat dapat dilakukan melalui:
·
Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan kelompok
masyarakat untuk memperkenalkan diri anda. Jelaskan kepada mereka makna
keragaman dalam kelas dan pelajaran yang ramah.
·
Jadwalkan diskusi informal, satu atau dua kali dalam
setahun dengan orangtua dan komite sekolah untuk menggali potensi belajar anak
mereka. Tunjukkan contoh hasil karya anak, tekankan bakat dan prestasi yang
dimiliki anak, dan bicarakan bagaimana agar dapat belajar lebih baik jika ia
bisa mengatasi hambatannya.
·
Kirim hasil karya anak ke rumahnya agar orangtuanya
mengetahui perkembangan potensi anaknya kemudian mintalah pendapat mereka.
·
Biasakanlah anak membahas apa yang telah dipelajari di
rumah dengan memanfaatkan informasi pelajaran yan diperoleh dari sekolah. Juga
komunikasikan dengan orang tua bagaimana dan apa yang telah dipelajari di kelas
dengan mengaitkan kegiatan dan perannya di rumah. Dengan kata lain, tunjukkan
bagaimana pengetahuan yang diperoleh di kelas bisa digunakan di rumah dan di
masyarakat.
·
Lakukan kunjungan sumber belajar di masyarakat atau
minta anak mewawancarai orangtuanya, atau kakek-neneknya tentang kegiatan saat
masa kanak-kanak dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui teknik-teknik
komunikasi.
- Media-media hubungan sekolah dengan masyarakat
-
Media Visual (majalah, gambar, poster-poster dsb)
-
Media Audio (microphone, telephone, handphone, telegram dll).
-
Media Audio Visual (televisi, film, dsb).
2.
Jalur-Jalur komunikasi Sekolah dengan Masyarakat
Ada beberapa
jalur yang mungkin dapat ditempuh walaupun demikian jalur yang paling
menguntungkan adalah jalur yang langsung berhubungan dengan murid dan situasi
pertemuan langsung (face to face). Jalur-jalur lain yang mungin dapat ditempuh
dalam humas adalah peserta didik, surat-surat selebaran dan buletin sekolah,
mass media, pertemuan informal, laporan keuangan,kontak formal.
KESIMPULAN
Humas/publik relation adalah aktivitas yang menghubungkan antara
organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan organisasi dan
harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan.
Tujuan dari Humas itu sendiri yaitu meningkatkan partisipasi, dukungan,
dan bantuan secara konkret dari masyarakat baik berupa tenaga, sarana prasaran
maupun dana demi kelancaran dan tercapainya tujuan pendidikan, menimbulkan dan
membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap
kelangsungan program pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien,
mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
sekolah, menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan (favorable
image) bagi sekolah terhadap para stakeholdernya dengan sasaran yang terkait,
yaitu piblik internal dan publik eksternal, membuka kesempatan yang lebih luas
kepada para pemakai produk/lulusan dan pihak-pihak yang terkait untuk
partisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam administrasi Humas ada lima model hubungan masyarakat dan sekolah
yaitu hubungan sekolah dengan komite
sekolah, komunikasi dengan masyarakat dan lingkungan di luar sekolah, sekolah
dengan pemerintah dan masyarakat yang terorganisasi, hubungan antara sekolah
dengan orang tua peserta didik, memberi pengertian kepada masyarakat tentang
fungsi sekolah melalui teknik-teknik komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/05/21/administrasi-hubungan-sekolah-dengan-masyarakat-ii/